Ridwan Timor Febrian

Minggu, 03 Februari 2013

18+

   Kemarin, beberapa jam yg lalu, saat usia ini belum pergi.. belum beranjak dari angka 17.. rasa-rasanya saya seperti kehilangan. Iya, sekarang saya sudah kehilangan masa kecil saya dan semakin bertumbuh menjadi seorang yg dewasa yg mengharuskan saya semakin tau mana yg harus saya lihat dan saya dengar. Berbicara tentang waktu, ia berlari begitu cepat hingga ia sudah menyeret saya tiba tepat di angka 18. Sebotol bir dan ruang hampa dipenuhi asap rokok yg menusuk-nusuk indera penciuman saya menikmati momen-momen ini sendiri. Oh, tidak, saya masih berteman sepi.
 
   Dulu waktu masih kecil, ibu suka memberi saya kado berupa boneka dan sebagainya, yang selalu bisa membuat saya tersenyum atau bahkan tertawa dengan girangnya. Oh, Tuhan.. jika saya boleh meminta tolong berikan umur yg panjang untuk kedua orang yg selalu bahagia melihat senyum dibibir saya, yg ikut bersedih atas apa yg mata saya teteskan. Terimakasih Ayah, telah mau dan mampu menjadikan saya seseorang yg kuat dan tegar. Terimakasih Ibu, telah menambahkan kata "LUAR" dalam hidupku yg teramat biasa ini.
 
   Untuk seseorang yg tak pernah lelah saya rindukan, terimakasih karena kamu saya jadi tau bagaimana rasanya menahan rindu. Menahan kecup dibibir yg sudah mulai membiru. Menahan peluk ditubuh yg sudah  berpeluh. Engkau tak perlu berterimakasih atas segala cinta yg sudah kuberi, kau cuma perlu memaniskan senyumanmu. Aku selalu mencoba ikhlas untuk segala kebahagiaanmu, meski mata ini selalu terasa pedas jika tahu kau tak bahagia denganku.
 
   Selamat ulangtahun untuk saya, semoga di ilangtahun yg ke 18 ini saya tak akan pernah kehilangan apa-apa lagi. Selamat tinggal masa kecil engkau akan selalu kurindukan, nanti.. Saat anak-anakku bercerita kepadaku tentang masa kecil mereka kepadaku, suatu saat nanti.