Ridwan Timor Febrian

Rabu, 31 Juli 2013

Pejalan kaku

Tepat di garis ini, aku dulu pernah memulai.

Langkah-langkah yg murah, namun tak pernah sampai.

Bukan engkau yg jauh, melainkan aku yg terlalu rapuh.
Rapuh untuk menggenggam hatimu utuh.

Terserah apa katamu, aku tak peduli lagi.
Karena aku sudah tak mampu, Kakiku kaku, Jalanku berliku.

Ini aku, Pejalan Kaku.

Senin, 29 Juli 2013

Cerita Linimasa

Ini yg aku benci, saat manusia mulai mengasah kata-kata untuk melukai manusia lainnya. Entah hanya perasaanku saja atau apa. Semua nyata dalam cerita linimasa.

Saat berkata bisa menjadi kaca yg pecah, yg pecahannya mengenai dada. Tentu saja tak terlalu sakit, tapi cukup untuk membuat goresan kecil yg mungkin tak akan hilang dalam waktu lama.

Ini saat-saat yg teramat membosankan, ketika kata-kata itu kembali menjelma sebuah pisau yg dipinjam banyak orang, yg kegunaannya tak lain hanya untuk melukai kita.

Semua benar, semua merasa besar dengan beberapa pengikut yg menurut mereka kekar. Mereka ciptakan syndrom-syndrom kebencian yg menurut mereka benar.

Lalu muncul sebuah tanya dalam fikiranku, apakah jejaring ini di ciptakan untuk berdosa? Untuk mencari musuh? Ataukah untuk mencuri?

Senin, 15 Juli 2013

Ada saja

Ada rindu yg entah berjalan kemana,
Pada setiap hujan yg sudah reda.

Ada api yg terus menyala, membakar belantara jiwaku.
Membakar namun tak menyakitkan.
Panas namun menyejukan.

Ada sesuatu pecah didalam dadaku, tapi entah mengapa airnya mengalir dari sepasang mataku.
Terlebih saat aku sedang mengingatmu.