Ridwan Timor Febrian

Senin, 29 Juli 2013

Cerita Linimasa

Ini yg aku benci, saat manusia mulai mengasah kata-kata untuk melukai manusia lainnya. Entah hanya perasaanku saja atau apa. Semua nyata dalam cerita linimasa.

Saat berkata bisa menjadi kaca yg pecah, yg pecahannya mengenai dada. Tentu saja tak terlalu sakit, tapi cukup untuk membuat goresan kecil yg mungkin tak akan hilang dalam waktu lama.

Ini saat-saat yg teramat membosankan, ketika kata-kata itu kembali menjelma sebuah pisau yg dipinjam banyak orang, yg kegunaannya tak lain hanya untuk melukai kita.

Semua benar, semua merasa besar dengan beberapa pengikut yg menurut mereka kekar. Mereka ciptakan syndrom-syndrom kebencian yg menurut mereka benar.

Lalu muncul sebuah tanya dalam fikiranku, apakah jejaring ini di ciptakan untuk berdosa? Untuk mencari musuh? Ataukah untuk mencuri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar